Patung Nyi Roro Kidul di Puncak Monas
Ungkap Misteri Patung di Relief Emas Puncak Tugu Monas
Jakarta Warta-7
Monas atau Monumen Nasional sebagai symbol dari Ibukota
Indonesia ternyata tak sebatas tempat Wisata kota ataupun Wisata Sejarah
Indonesia , ternyata dibalik itu semua Monumen ini juga menyimpan Misteri yang
cukup fenomenal yang mungkin masih jarang diantara kita mengetahuinya.
Histori
Monumen
Nasional atau yang lebih dikenal dengan Monas yang berada dipusat kota Jakarta
yaitu di Lapangan Monas Jakarta Pusat, atau ke arah selatan dari Istana Negara
di Jakarta.
Tugu Peringatan Nasional yang satu ini merupakan salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda.
Dibangun pada tahun 1959 dan selesai pada tahun 1960. Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obelik yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 132 meter (433 kaki) yang dibangun di areal seluas 80 hektar.
Tugu ini diarsiteki oleh R.M. Soedarsono dan Friedrich Silaban (arsitek Mesjid Istiqlal), dengan konsultan Ir. Rooseno. Resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Monas mengalami lima kali pergantian nama, yang pertama yaitu Lapangan Gambir karena dulu merupakan daerah Pasar Gambir.
Lalu ganti nama lagi menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas.
Disekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga.
Pada hari-hari libur, seperti hari Minggu atau hari libur sekolah, banyak masyarakat yang berkunjung kesini.
Tugu Peringatan Nasional yang satu ini merupakan salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda.
Dibangun pada tahun 1959 dan selesai pada tahun 1960. Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obelik yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 132 meter (433 kaki) yang dibangun di areal seluas 80 hektar.
Tugu ini diarsiteki oleh R.M. Soedarsono dan Friedrich Silaban (arsitek Mesjid Istiqlal), dengan konsultan Ir. Rooseno. Resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Monas mengalami lima kali pergantian nama, yang pertama yaitu Lapangan Gambir karena dulu merupakan daerah Pasar Gambir.
Lalu ganti nama lagi menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas.
Disekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga.
Pada hari-hari libur, seperti hari Minggu atau hari libur sekolah, banyak masyarakat yang berkunjung kesini.
Di puncak Monumen Nasional terdapat
cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5
ton dan dilapisi emas 38 kg.
Dan 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari Teuku Markam , salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia.
Teuku Markam pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia bahkan se- Asia Tenggara.
Teuku Markam turunan Uleebalang. Lahir tahun 1925 menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu.
Dan 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari Teuku Markam , salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia.
Teuku Markam pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia bahkan se- Asia Tenggara.
Teuku Markam turunan Uleebalang. Lahir tahun 1925 menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu.
Misteri
di Puncak Tugu Monas
“Apa yang ada diatas tugu Monas? Gambar apa yang terlihat dari lidah api di atas monas itu?”
Sosok perempuan sedang duduk simpuh dengan gerai rambutnya yang panjang. Rambut atasnya disimpul seperti sanggul kecil. Duduk menghadap langsung ke Istana Negara.”
Patung lidah api terbalut emas itu menggambarkan seorang perempuan. Ternyata bukan gambar abstrak lidah api semata.
Terlihat dari sisi sebelah kiri Monas di Jalan Medan Merdeka Barat sebelah utara, dekat dengan Istana Presiden.
Patung bersosok perempuan itu sengaja dibuat dengan sebaik-baiknya agar orang yang melihatnya tidak mengetahuinya secara langsung, begitu hebatnya Bung Karno sebagai penggagas dan juga sang arsitek yang membuatnya.
Presiden Soekarno juga sudah mengetahui sosok patung “tak terlihat” ini. Sosok perempuan itu sangat akurat mengarah ke istana Presiden.
Jadi, disaat kita berada di halaman Istana Presiden, patung tersebut paling mudah untuk dikenali.
Sedangkan dari sisi lainnya akan susah untuk dikenali, apalagi jika anda ada di daerah Medan Merdeka Selatan, takkan terlihat – karena Anda hanya melihat punggungnya.
Apa tujuan pembuatan lidah api sebagai simbol semangat yang membara dengan sosok perempuan tersebut? Tiada orang yang tahu persis.
Beberapa orang hanya beranggapan bahwa sosok itu dibuat karena Presiden Soekarno sangat menghormati perempuan.
Atau mungkin juga sang arsitek sengaja membuatnya agar setiap Presiden Indonesia bisa melihat sang “Ratu” atau “Puteri” atau “Dewi” ini ke arah nyala obor diatas monas
Dan hebatnya, jika anda melihatnya secara jarak dekat – misal memakai teropong, relief sosok wanita tersebut justru menjadi semakin tidak jelas dan semakin tak terlihat bahkan lenyap. Hanya terlihat relief api obor?!
Relief tersebut tak terlihat karena sosok tersebut hanya dapat dilihat dari kejauhan, karena jika dari jarak dekat, yang terlihat hanyalah relief ukiran api obor yang berbentuk abstrak.
Sudut pengelihatan terbaik adalah jika anda berdiri segaris lurus antara tugu Monas dan Istana Presiden yang berada di jalan Merdeka Utara.
Begitu misteriusnya sosok wanita ini bahkan hingga konspirasinya sampai ke arah dunia mistis. Karena bisa jadi sosok itu adalah sosok relief dari Ratu Pantai Selatan, sang Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul….
Apapun kontroversi dan konspirasi tentang masalah ini, namun yang jelas relief sosok perempuan yang terwujud di api obor bagian atas Monas yang berlapis emas tersebut bukanlah isapan jempol..!
Editor : Avanie S
Sumber : itoday.co.id merdeka.com Berbagai Sumber